Puisi :
Tuhan, Kita Begitu Dekat
Tuhan
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dengan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyala
Pada lampu padammu
Analisis Puisi:
A. UnsurIntrinsik- Tema
Waluyo (1987:106) mengatakan bahwa temamerupakanpokokatau subject-matter yang dikemukakanolehpenyair.Tema yang terdapat dalam puisi “Tuhan, Kita BegituDekat” karya Abdul Hadi WM adalah menggambarkanbetapadekatnyahubunganpenyair (manusia)denganTuhannya. Kata “Tuhan, kita begitu dekat” yang disebutkanbeberapa kali memperkuatbuktitersebut, bahwa penyair seperti sudahmenyatudenganTuhan.
- Perasaan
Perasaan adalah suasana perasaan sang penyair yang diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca. Pada puisi “Tuhan, Kita Begitu Dekat” sang penyair merasa dekat dengan Tuhan karena dalam puisi tersebut penyair mengungkapkan betapa dekatnya dia dengan Tuhan dalam perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam puisi tersebut. Dalam perumpamaan-perumpamaan pada puisi tersebut, sang penyair mengungkapkan kedekatannya dengan Tuhan disetiap detik perjalanan hidupnya dan dimana pun dia berada. Sang penyair juga mengungkapkan bahwa kedekannya dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan (kuat). Dan juga kedekatannya dengan Tuhan sampai membuat jalan hidupnya lurus di jalan Tuhan. Seperti dalam larik ketiga yang berbunyi, “Seperti angin dengan arahnya”.
- Nada dan Suasana
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Pada puisi ini, pembaca merasa damai dan tenang karena merasa dekat dengan Tuhan seperti apa yang dirasakan oleh penyair. Seperti pada bait kedua dan ketiga yang berbunyi “Seperti kain dengan kapas” dan “Seperti angin dengan arahnya”.
- Gaya Bahasa
Keraf (1998) menyatakan bahwa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat.
Sebagai api dengan panasPada bait tersebut menunjukkan hubungan yang melekat dan menyatu antara api denganpanas yang merupakan perbandingan hubungan kedekataan antara manusia dengan Tuhan.
Aku panas dalam apimu
Seperti kain dengan kapasPada bait tersebut menunjukkan kedekatan hubungan antara satu benda dengan benda lainnya yang menyatu dan suli tuntuk dipisahkan. Kalimat-kalimat tersebut merupakan perbandingan hubungan antar amanusia dengan Tuhan yang telah menyatu dan sulit untuk dipisahkan. Jadi, dapat diartikan bahwa manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tuhan sebagai pemilik kehidupan. Tuhan sebagai pemilik yang menghidupi semua kehidupan, dan sumber hidup itu merupakan arah yang harus dituju manusia sesuai dengan petunjuk (arahan) Tuhan.
Aku kapas dalam kainmu
Seperti angin dan arahnya
2. Personifikasi
Personifikasi atau prosopopoeia (Keraf, 1998) adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Benda-benda mati itu seolah-olah bisa berperilaku, berperasaan, dan memiliki karakter manusia lainnya.
Dalam gelapPada frase “nyalalampu" berfungsi sebagai simbol pencerahan wilayah"gelap". Secara signifikan "nyalalampu" merupakan personifikasi bernyalanya rasa keimanan manusia kepada Tuhan. Hanya rasa keimananlah yang mampu mendekatkan hubungan antara manusia dengan Tuhan.
Kini aku nyala
Pada lampu padammu
- Gaya Bunyi
1. Asonansi
Imron (2009:47) menyatakan bahwa asonansi adalah pengulangan bunyi vokal yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris.
Sebagai api dengan panasPada penggalan puisi tersebut terdapat asonansi /a/ yaitu pada kata sebagai, api, dengan, panas, aku, dalam, kain, kapas, pada, lampu, dan padammu. Bunyi-bunyi ini dipergunakan penyair untuk mendapatkan efek puitis atau nilai seni. Fonem /a/ sering dimunculkan penyair yang bermaksud menimbulkan nada dan suasana gembira karena penyair sangat senang bisa selalu dekat dengan Tuhan.
Aku panas dalam apimu
Seperti kain dengan kapas
Pada lampu padam mu
2. Aliterasi
Imron (2009:47) menyatakan bahwa aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan yang sama pada rangkaian kata yang berdekatan dalam satu baris.
Kita begitudekatPada penggalan puisi tersebut terdapat aliterasi /t/ yaitu pada kata kita,begitu, dan dekat.
Aku kapas dalam kainmuPada penggalan puisi tersebut terdapat aliterasi /k/ yaitu pada kata aku, kapas, dan kainmu.
Seperti angin dan arahnyaPada penggalan puisi tersebut terdapat aliterasi /n/ yaitu pada kata angin, dan, dan arahnya.
Dalam gelapPada penggalan puisi tersebut terdapat aliterasi /l/ yaitu pada kata dalam, dan gelap.
Secara keseluruhan, bunyi yang digunakan penyair dalam puisi tersebut untuk memperdalammakna, menimbulkansuasana yang khusus, menimbulkan perasaan tertentu, dan menimbulkan bayangan angan secara jelas. Bunyi-bunyi konsonan yang sering dimunculkan oleh penyair menunjukkan perasaan riang, kasih, dan suci antara hamba dengan Tuhannya.
- Pencitraan
Bait 1
TuhanUntuk melukiskan kedekatannya dengan Tuhan pada bait 2 penyair menggunakan kata-kata dengan objek realitas alam untuk menghidupkan citraan intelektual (intellectual imagery) pembaca. Kedekatan antara makhluk dengan Khalik, penyair dengan Tuhan, dilukiskan “seperti angin dan arahnya”. Citraan ini menggugah imaji pemikiran pembaca dalam merasakan pengalaman spiritual penyair dalam hal ini keakrabannya dengan Tuhan.
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu
Dengan citraan dalam bentuk majas simile (baris ketiga) dan metafora (baris keempat) itu pembaca lebih mudah membayangkan suasana akrab yang terbangun antara penyair dengan Tuhan.
Bait 2
TuhanPenyair juga memanfaatkan citraan visual pada bait 3 dengan memanfaatkan bahasa kias dalam majas simile dan metafora sekaligus. Hubungan yang demikian dekat antara penyair dengan Tuhan dilukiskan dengan menghidupkan imaji visual dalam diri pembaca. Bentuk ”Sebagai kain dengan kapas” lebih mudah melukiskan kedekatan antara manusia dengan Tuhan yang sangat intens daripada menggunakan bahasa biasa.
Kita begitu dekat
Seperti angin dan arahnya
Aku arah dalam anginmu
Bait 3
TuhanPada bait 4 dalam puisi itu penyair juga memanfaatkan citraan visual dengan menggunakan bentuk majas metafora. Citraan dengan bentuk majas metafora itu lebih mudah menghidupkan imaji visual pembaca dalam melukiskan keakraban dan keintiman penyair dengan Tuhan daripada bahasa biasa. Dengan citraan visual itu imaji yang ada dalam diri pembaca menjadi lebih mudah merespons dan merasakan pengalaman religius penyair, dalam hal ini intimits hubungannya dengan Tuhan.
Kita begitu dekat
Sebagai kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu
Dalam gelapPemanfaatan citraan dalam puisi tersebut mampu menghidupkan imaji pembaca dalam merasakan apa yang dirasakan oleh penyair, menghayati pengalaman religius penyair. Seandainya penyair menggunakan bahasa biasa kiranya tidak mudah bagi pembaca untuk membayangkan apa yang dirasakan penyair, terlebih pengalaman religius yang bersifat batiniah. Demikian intensif pemanfaatan citraan dalam puisi itu.
Kini aku nyala
Pada lampu padammu
- Amanat
INGIN CEPAT JADI JUTAWAN YUK MARI GABUNG SEKARANG JUGA
ReplyDeleteKharismaPokerMenjadiSitusBandarQOnlineTerprcayaIndonesia
Promo yang diberikan :
Minimal DP dan WD Rp. 20.000.
Support bank lokal : BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan DANAMON.
Bisa dimainkan di iPhone, Android, PC / Laptop.
Online 24 jam setiap hari meskipun hari libur nasional.
Memiliki link alternatif : Kharisma88.net
CS nya yang ramah , siap melayanani anda 24 jam
Bonus REFERRAL 20% setiap minggunya (seumur hidup)
Bonus CASHBACK 0.3- 0,5% setiap hari
Contact resmi kharismaPoker :
Telp :+85588278896
BBM;dc7cdd80
WA: +85588278896