Analisis Puisi Prajurit jaga Malam Karya Chairil Anwar

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

Karya : Charil Anwar
A. UNSUR ITRINSIK:
  • Tema:
    Tema yang terkandung dalam puisi Prajurit Jaga Malam adalah “Kepahlawanan”.
  • Rima:
    Puisi Prajurit Jaga Malam menggunakan rima bebas, karena semua baris pada puisi ini tidak mempunyai kesamaan bunyi.
  • Pencitraan (Imaji):
    dalam puisi Prajurit Jaga Malam terkandung pencitraan penglihatan (imaji visual), dan perasaan (imaji taktil).
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ? (imaji taktil)
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, (imaji visual)
bermata tajam ( imaji visual)
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya (imaji visual)
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini (imaji taktil)
Aku suka pada mereka yang berani hidup (imaji taktil)
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam (imaji taktil)
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…… (imaji taktil)
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ! (imaji taktil)
  • Majas:
    Puisi Prajurit Jaga Malam menggunakan majas simbolik. Terbukti dalam baris yang berbunyi “Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu……” (Negara yang mengharapkan kemerdekaan, da terlepas dari penjajah)
  • Diksi:
    Diksi yang terdapat dalam puisi Prajurit Jaga Malam terdiri dari kata
    • Lincah: sigap
    • Keras: tekad yang kuat
    • Bermata tajam: jeli
    • Daerah mati: negara yang sedang dijajah
    • Berwangi: harapan
  • Kata konkret:
    Pada puisi Prajurit Jaga Malam terdapat kata konkret seperti
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu… : bangsa yang sedang mengharapkan kemerdekaan, dan terlepas dari penjajah…
  • Tipografi:
    Bentuk tipografi yang digunakan dalam puisi Prajurit Jaga Malam adalah terdiri sepuluh baris dan menggunakan huruf kapital-kecil dan tanda baca lengkap.
  • Nada:
    Pada  puisi Prajurit Jaga Malam, pengarang menuangkan perasaan kagum atau kebanggaan kepada para prajurit yang melakukan jaga malam tanpa gentar, meskipun nyawanya sebagai taruhan.
  • Perasaan:
    dalam puisi Prajurit Jaga Malam gambaran perasaan pengarang adalah kagum dan senang, yang terbukti dalam “Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam. Aku suka pada mereka yang berani hidup. Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam” yang bermakna bahwa pengarang kagum dan senang dengan sikap para pejuang yang memiliki tekat yang kuat untuk menjaga wilayah Indonesia, yang berani hidup dan tak takut mati dalam mempertahankan kemerdekaan, serta ikut berpartisipasi dalam membela bangsa yang sedang di jajah.
  • Amanat:
    dalam puisi Prajurit Jaga Malam amanat yang terkandung adalah untuk selalu rela berkorban demi bangsa dan negara untuk menjaga wilayah Indonesia dari tangan penjajah.
B. UNSUR EKSTRINSIK  
  •  Unsur Biografi
Siapa yang tidak mengenal legendaris salah satu sastrawan puisi Indonesia pada generasi tahun 1945an dengan puisi-puisi beliau yang menggubah rasa kita. Ya, siapa lagi kalau bukan Eyangnya puisi Indonesia yaitu Chairil Anwar.
Chairil Anwar lahir di Medan pada 26 Juli 1922, putra tunggal dari seorang ayah yang bernama Tulus, juga merupakan mantan Bupati Kabupaten Indragiri, Riau dan ibunya bernama Saleha yang berasal dari Nagari Situjuh.

Chairil Anwar masuk sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda, Holland Indische school (HIS). Sekolah menengah pertamanya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, masih milik orang Belanda.Waktunya banyak dihabiskan untuk membaca tulisan pengarang internasional ternama, seperti Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya, dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi-puisnya.

Beliau dibesarkan dalam keluarga yang bisa dikatakan cukup berantakan. Orang tuanya bercerai, kemudian ayahnya menikah lagi, dan selepas SMA Chairil ikut ibunya ke Jakarta.
Keakraban dan keramahannya menjadikan beliau berteman dengan siapapun yang dijumpai dari kalangan atas bahkan sampai prostitutes.
Latar belakang kehidupan beliau yang  unik dan sifat beliau sebagai orang yang mencintai akan sarat kebebasan dalam menumpahkan segala ekspresinya tertulis dalam setiap puisi-puisi beliau. Beliau meninggal di Jakarta pada 28 April 1949 di usianya yang masih muda yaitu 27 tahun.

Chairil Anwar menjadi sangat terkenal karena dua hal. Pertama, ia menulis sajak-sajak- bermutu tinggi dengan jenis sastra yang menyandang suatu ideologi atau pemikiran besar tertentu seperti perang, revolusi, dan sebagainya. Ahli sastra menyebut sastra jenis ini dengan istilah Sastra Mimbar, yaitu jenis sastra yang secara tematis sangat erat hubungannya dengan keadaan dan persoalan zaman.
Beberapa karya Chairil Anwar yang termasuk sastra mimbar adalah “Aku”, “Perjanjian Dengan Bung Karno”,  “Catatan Tahun 1946” dan “Kerawang Bekasi”.
Kedua, ia juga menulis sajak-sajak yang menjadi bahan perenungan yang temanya lebih kepada persoalan-persoalan keseharian. Ahli sastra menyebutnya dengan istilah Sastra Kamar. Karya Chairil yang digolongkan kedalam jenis ini adalah “Senja di Pelabuhan”, “Derai-Derai Cemara”, “Penghidupan”. Pengolahan bahasa sajak-sajak Chairil sangat khas dan spesifik.
Beliau diperkirakan telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, atas karyanya itu ia dinobatkan oleh H. B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia.
  • Nilai-nilai yang Terkandung dalam puisi Prajurit Jaga Malam
-    Nilai pendidikan
Kita harus meneladani sikap para pejuang atau prajurit yang yang selalu berjuang dan tak pernah menyerah dalam menjaga wilayah Indonesia dari penjajah. Begitupun dengan kita, sebagai pelajar tidak boleh menyerah dan selalu semangat dalam membuat tugas dan meraih cita-cita kita.
-    Nilai Sosial
Sebagai makhluk sosial kita harus saling bahu membahu dan rela berkorban demi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara
3.    Latar Belakang Dibuatnya Puisi Prajurit Jaga Malam
Puisi Chairil Anwar yang berjudul Prajurit Jaga Malam dimuat dalam majalah siasat no. 96 tahun 1949. Puisi Chairil Anwar ini mengisahkan duka dan semangat pemuda-pemuda di zaman perjuangan yang sedang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Keberanian puisi Chairil Anwar menunjukkan betapa banyak waktu yang terlewatkan dan mimpi dimalam hari untuk selalu siap dalam melaksanakan tugas menjaga negeri ini.

C. MAKNA PUISI

Puisi ini menceritakan tentang prajurit-prajurit Indonesia yang berjaga malam di wilayah Indonesia pada masa penjajahan.
Ketika bangsa Indonesia sedang dijajah, para prajurit tidak mengetahui apa nasib bangsa ini kedepannya. Mereka tidak dapat menerka apa yang akan mereka hadapi, entah ancaman apa yang mengintai mereka ketika berjaga malam. Pemuda-pemuda yang sigap, orang-orang tua yang memiliki tekat kuat, dan bermata jeli untuk mempertahankan bangsa yang sedang dijajah. Pemuda dan orang tua yang dimaksud adalah para pejuang atau prajurit. Mimpi atau harapan mereka adalah kemerdekaan, hanya dengan bermodalkan rasa percaya bahwa suatu saat nanti mereka pasti merdeka. Itulah yang mampu membuat mereka bertahan melewati malam-malam yang suram. Mereka bersama-sama dalam menjaga negara yang sedang dijajah ini. Pengarang menyukai sifat para pejuang atau prajurit yang berani hidup dan tak takut mati dalam mempertahankan kemerdekaan. Pengarang juga menyukai prajurit yang ikut berpartisipasi dalam membela bangsa yang sedang dijajah. Bangsa yang mengharapkan kemerdekaan, dan terlepas dari penjajah…..
Ketika bangsa Indonesia sedang dijajah, para prajurit tidak mengetahui apa nasib bangsa ini kedepannya.
SHARE TO »

0 Response to "Analisis Puisi Prajurit jaga Malam Karya Chairil Anwar"

Post a Comment

-berkomentarlah dengan baik sesuai topik
-menaruh link aktif dianggap spam