Periode Karya Sastra Aangkatan 45

A. 45 sebagai Nama Angkatan
Penamaan angkatan ini dengan nama Angkatan 45 didasarkan pada peristiwa politik, yaitu kemerdekaan Indonesia. Selain nama tersebut ada beberapa nama yang digunakan dengan maksud yang sama. Nama-nama tersebut antara lain Angkatan Kemerdekaan, Angkatan Pembebasan, Angkatan Perang, Angkatan Sesudah Perang, Angkatan Sesudah Pujangga Baru, Angkatan Chairil Anwar, dan Anggkatan Gelanggang.
Sebagai sebuah angkatan, Angkatan 45 adalah sebuah rentang waktu dalam kesusastraan Indonesia. Rentang waktu angkatan ini adalah antara 1942-1953. Periode ini dibagi menjadi dua, yaitu masa penjajahan Jepang dan masa sesudah penjajahan Jepang. Masa penjajahan Jepang antara 1942-1945 dan masa sesudah penjajahan Jepang antaara 1945-1953.

B. Karakteristik Angkatan 45
Jika dibandingkan dengan Angkatan sebelumnya (Angkatan Balai Pustaka dan Angkatan Pujangga Baru), Angkatan 45 memiliki persamaan dan perbedaan. Untuk memperjelas karakteristik Angkatan 45, pembahasan dilakukan dengan menggunakan sudut-pandang tertentu.

Karakteristik Struktur :
  • Puisi
  1. Puisi bebas, tak terikat pembagian bait, jumlah baris, dan persajakan.
  2. Gayanya ekspresionisme.
  3. Aliran dan gayanya realisme.
  4. Diksi mencerminkan pengalaman batin yang dalam dan untuk intensitas arti mempergunakan kosa kata bahasa sehari-hari sesuai dengan aliran realisme.
  5. Bahasa kiasan yang dominan metafora dan simbolik; kata-kata, frasa, dan kalimat-kalimat ambigu menyebabkan arti ganda dan banyak tafsir.
  6. Gaya sajaknya prismatis dengan kata-kata yang ambigu dan simbolik, hubungan baris-baris dan kalimat-kalimatnya implisit.
  7. Gaya pernyataan pikiran berkembang (nantinya gaya ini berkembang menjadi gaya sloganis).
  8. Gaya ironi dan sinisme menonjol
  • Prosa
  1. Alur sorot balik lebih banyak dari periode sebelumnya.
  2. Alur padat dan digresi tidak digunakan lagi.
  3. Dalam menggambarkan perwatakan/penokohan, analisis fisik tidak dipentingkan, yang ditonjolkan analisis kejiwaan, tetapi tidak dengan analisis langsung, melainkan dengan cara dramatik: dengan arus kesadaran dan cakapan antar tokoh.
  4. Seperti juga dalam puisi, gaya ironi dan sinisme banyak digunakan.
  5. Gaya realisme dan dan naturalisme: penggambaran kehidupan sewajarnya.
  • Karakteristik Pandangan Hidup
  1. Pandangan hidup angkatan 45 adalah humanisme universal. Hal ini, secara implisit, ditunjukkan pada studi-studi mereka terhadap sastra dunia antara lain Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika. Secara eksplisit pandangan hidup ini diungkapkan dalam Surat Kepercayaan Gelanggang.
  2. Individualisme menonjol dalam genre puisi; kesadaran akan eksistensi diri terpancar kuat dalam sajak-sajak periode ini.
  3. Dalam filsafat, periode ini banyak mengindikasikan adaya pengaruh eksistensialisme.
  • Tema
  1. Dalam puisi, periode ini menghadirkan karya yang berbicara tentang kehidupan batin/jiwa manusia melalui peneropongan diri sendiri.
  2. Menggambarkan masalah kemasyarakatan, di antaranya ketimpangan sosial dalam masyarakat, kemiskinan, dsb.
  3. Pemecahan masalah dengan menyajikan pandangan hidup dan pemikiran pribadi.
  4. Zaman peperangan merupakan tema utama dalam kebanyakan prosa terutama peranga kemerdekaan melawan Belanda dan Jepang
C. Sastrawan-Sastrawan Angkatan 45
Sastrawan Angkatan 45, tidak seperti angkatan sebelumnya, telah berkembang jumlahnya. Dengan demikian, dalam tulisan ini disampaikan yang tercatat dalam beberapa referensi dan akan dikembangkan pada saat yang lain ketika ada referensi baru yang dapat dijangkau. Sastrawan-sastrawan Angkatan 45 antara lain:
  1. A. S. Dharta (Lekra)
  2. Achdiat K. Mihardja
  3. Amal Hamzah
  4. Asrul Sani
  5. Bachtiar Siagian (Lekra)
  6. Bahrum Rangkuti
  7. Bakri Siregar (Lekra)
  8. Bandaharo Harahap (Lekra)
  9. Buyung Saleh Puradisastra (Lekra)
  10. Chairil Anwar
  11. WiratmoSukito
SHARE TO »

0 Response to "Periode Karya Sastra Aangkatan 45"

Post a Comment

-berkomentarlah dengan baik sesuai topik
-menaruh link aktif dianggap spam